Cinta adalah misteri.
Menunggu untuk galau, mencari untuk bimbang.
Tak kenal waktu, tak tentu tempat.
Sesungguhnya cinta punya caranya sendiri.
Cara untuk memperkenalkan makna dirinya yang sejati.
(Pemuisi Berlevel Amatir-Makna Cinta, 2011)
foto: google.com
Cinta memang diliputi misteri. Tak ada seorang pun yang akan tahu; kapan, dimana, dan kepada siapa ia akan jatuh cinta. Bisa saja kau akan jatuh cinta kepada anak tukang pecel di perempatan jalan, esok atau lusa, ya kan? Karena memang benar, kalau cinta datang tak sengaja. Kita tak bisa menyengajakan cinta kita kepada siapapun, begitu juga menyengajakan cinta orang lain kepada kita atau lebih parahya memaksakan.
Untuk mayoritas kaum hawa, mereka lebih suka menunggu untuk didatangi pangerannya (mungkin dengan kuda merah yang gagah). Tapi, masalahnya, menunggu terkadang membuat bosan dan dari kebosanan itulah kegalauan menyerang. Apalagi kalau menunggu sesuatu yang tak mungkin menghampiri. Rasanya bagai melakukan ketololan yang konyol.
Sementara itu, bagi kaum adam yang gagah berani, selalu ingin mencari dan mengejar. Tapi, terkadang di setiap pencarian, selalu ada dilematika yang mengantar kebimbangan sampai ke pangkal hati. Bisa saja dua atau mungkin empat wanita sekaligus menjadi kandidat hatinya. Namun, biasanya, untuk lelaki sejati bukan lelaki bertelinga kelinci, mereka lebih selektif walau memiliki banyak kandidat dan pastinya hanya akan memilih satu wanita meskipun sah-sah saja kalau dia bisa memiliki keempat-empatnya (toh rasio antara lelaki dan perempuan saat ini kan 1:9, jadi satu laki-laki bisa memiliki 9 wanita) tapi bukan berarti berhak. Karena memiliki banyak pasangan itu harus dengan persetujuan dan tentunya konsekuensi yang besar. Jadi, amannya, cukup satu saja.
Toh, baik adam ataupun hawa, yang memang pada dasarnya diciptakan berpasang-pasangan, tak perlu takut tak mendapatkan cinta sejatinya karena sesungguhnya cinta punya caranya sendiri. Ya, caranya sendiri. Bagai sebuah invisible hand, dia mampu menyatukan dua hati yang prosesnya penuh misteri. Toh, kalau sudah jodoh, dia lari ke ujung dunia pun, suatu saat nanti tetap akan kembali ke pelukanmu, kan?
***