Tepat di tengah taman.
Tinggi.
Mengawasi setiap sudut taman.
Tak ada yang lepas dari jangkauan sinarnya
meski gelap sudah cukup mendominasi.
Termasuk cinta kita.
Cinta yang tak terkontrol
oleh iming-iming kenikmatan
yang disuguhkan dunia.
Bagai bumbu penyedap yang melengkapi
sebuah masakan.
Dia memang mati.
Tak bergerak.
Tapi, dialah satu-satunya mata
di tengah malam itu.
Menjadi saksi cinta kita.
M. Fathir Al Anfal (2011)
No comments:
Post a Comment