foto: google.com
(I)
Hengkang jauh, tinggalkan Tanah Ibu Pertiwi
Mengejar bayangan abu-abu
Berharap memangku bulan di negeri orang
Namun, harapan itu menjadi harap
Perih getir adalah keseharian
Was-was dalam ketakutan
Rindu sanak saudara tak terobati
Kau bagai ladang bagi mereka
Kucuran keringatmu laksana mutiara untuk mereka
Kau upeti bagi penguasa
Senantiasa
Tetesan air matamu tak sebanding
dengan nama besarmu,
Pahlawan Devisa.
(II)
Bertahun sudah
Jasadmu kembali di Tanah Ibu Pertiwi
Tidak dengan roh-mu, yang entah kemana
Dirampas oleh oknum gila!
Jasadmu tanpa noda darah, setetespun
Senyum tak kentara
Wangi tak tercium
M. Fathir Al Anfal (Maret 2012)
Alhamdulilah, puisi ini masuk 100 besar lomba puisi TKI yang diadakan Umahaju Publisher bulan Maret lalu. Info selengkapnya:
http://umahaju.blogspot.com/2012/04/100-besar-lomba-puisi-tki.html#more
No comments:
Post a Comment