Saturday, February 11, 2012

Cerita di Balik Kecelakaan Maut Cimanggis

Minggu, 12 Februari 2012, kecelakaan maut kembali terjadi. Kali ini dialami sebuah bus yang berisikan 33 orang penumpang di Cimanggis, Depok. Kecelakaan diduga karena kelalaian sopir yang mengantuk saat mengendarai bus sehingga bus tergelincir masuk ke dalam Sunga Ciliwung. Kecelakaan ini pun menewaskan 23 orang termasuk sopir dan sisanya mengalami luka berat. Semua korban baik yang meninggal atau mengalami luka berat kini berada di RS Sentra Medika, Cimanggis, Depok.


-Depok Post Edisi 12 Februari 2012-
foto: google.com


Sebuah Tempat Wisata, Sehari Sebelum 12 Februari 2012

Tujuh orang yang satu sama lainnya benar-benar berbeda namun satu dan menamai diri mereka "PIONEERS" sedang mengisi masa-masa liburan kuliah mereka sebelum dua hari setelahnya harus berjibaku kembali dengan buku-buku dan ilmu-ilmu ala perkuliahan. Kelompok kecil alias geng yang cukup kompak ini terdiri dari tiga cewek dan empat cowok. Sudah setahun lebih mereka mendirikan geng ini dan tak pernah tercerai berai. Setidaknya sampai hari itu.

Mereka bertujuh adalah:
1. Andina. Cewek yang satu ini, satu-satunya yang berjilbab di antara ketiga cewek lainnya didalam geng. Orangnya sangat supel dan enak buat dijadiin tempat curhat.
2. Rachel. Cewek yang super modis dan sangat glamor. Oh ya ada satu lagi yang terlewat, dia juga seksi.
3. Herlambang. Bisa dikatakan dialah orang yang pertama kali memprakarsai berdirinya kelompok ini.
4. Anwar. Namun, meski Herlambang yang memprakasainya, namun Anwar lah yang akhirnya menjadi pemimpin dan dia pulalah yang paling menonjol di dalam Pioneers.
5. Maya. Kata Pioneers yang akhirnya menjadi nama kelompok mereka adalah idenya. Pioneers merupakan kata dalam bahasa inggris yang artinya pionir-pionir, yang dengan harapan, 7 orang dalam kelompok ini bisa menjadi seorang pionir atau perintis atau pelopor terhadap kejayaan di masa depan. Begitulah ungkapnya.
6. Sebastian. Hobinya membaca buku. Walau pendiam, namun dapat diakui kalau dialah yang terpandai dari kesemuanya.
7. Taufan. Orangnya sangat ramai dan humoris. Dia adalah orang yang paling dinanti-nanti karena lelucon dan banyolannya yang suka membuat gelak tawa anggota lainnya.

Malam makin larut saat itu dan dingin makin tak terasa karena api unggun yang menyala seakan menjadi obat penawar yang mujarab di tengah dingin hembus nafas malam. Di samping itu, petikan gitar dan lantunan lagu yang mereka nyanyikan bersama juga mampu membuat mereka lupa akan dingin malam dan rasa kantuk.

Saat sudah mulai capek dan ngantuk, mereka akhirnya memutuskan untuk tidur sebelum kembali ke Jakarta, besok pagi. Sebelum tidur, mereka tos bersama dan juga berdoa yang dipimpin oleh Anwar.

"Datang ke sini bersama-sama, Senang-senang bersama-sama, dan pulang pun juga harus bersama-sama. Kita akan terus bersama. Untuk selamanya. Go Pionerrrssss..."

                          ***

Pagi harinya, mereka bergegas kembali ke Jakarta setelah 2 hari 2 malam menginap di temapt wisata tersebut dengan menaiki bus. Mereka masih teringat kata-kata mereka semalam; "Pulang pun harus bersama-sama. Kita akan terus bersama. Untuk Selamanya."

Dengan berat hati, mereka harus meninggalkan kenangan yang telah mereka rajut di sana selama dua hari belakangan ini. Termasuk oleh Maya dan Anwar. Di malam pertama, saat yang lain sudah terlelap, mereka berdua berciuman, mereka saling berpelukan hingga akhirnya hanyut dalam kelamnya hitam dan dinginnya malam. Bercinta memang nikmat. Ya, itulah yang ingin mereka rasakan. Bercinta. Dan kenangan itu harus dilupakan di saat mereka beranjak pulang. Sampai saat ini, mereka masih merahasiakannya dari teman-teman yang lain.

                          ***

Sebulan Setelah 12 Februari 2012


Maya mulai membuka mata dan secara samar-samar melihat wajah orang tuanya yang mulanya cemas jadi tampak seakan bahagia. Senyum orang tuanya yang khas seperti melambangkan kelegaan hatinya akan sesuatu. Dan juga seorang dokter.

"Akhirnya anak bapak dan ibu kembali melihat dunia" ucap Dokter juga dengan leganya.
"Terima kasih ya dok, apa kami boleh berbicara dengannya?"
"Ya tentu, kondisinya sudah cukup stabil. Tapi dia tetap butuh istirahat," jelas si Dokter yang lalu pergi meninggalkan ruangan dengan stetoskop khasnya.

"Kenapa aku di sini, Ma? Apa yang terjadi?" tanya Maya kebingungan sambil memegangi kepalanya yang masih diperban di keningnya.
Mamanya seperti tak ingin memberitahu. Dia menoleh ke arah suaminya dan suaminya mengangguk seakan menyetujui mamanya untuk bercerita.

"Kamu koma, nak. Sudah sebulan."
"Apa? Mengapa bisa begitu?" sentak Maya.
"Kamu ingat? Waktu itu kamu bersama enam temanmu usai liburan lalu..."
"Kecelakaan bus, kamu ingat?" potong papanya.
"Pioneers? Kecelakaan? Bus?" ucapnya pelan seakan lupa-lupa ingat.

"Iya aku ingat, aku ingat sekarang. Apa yang terjadi dengan yang lainnya?"
Mereka berdua tak menjawab dan sang mama lalu mengelus-elus rambut Maya yang lurus terurai.
"Apa yang terjadi Ma?" gertak Maya makin keras sambil air matanya berlinang. Jatuh satu per satu membasahi tempatnya tertidur sementara selama satu bulan.

                    ***

Keesokan harinya, Maya langsung diajak ke makam enam orang sahabatnya yang tak ia sangka-sangka akan mendahuluinya. Ia sungguh beruntung kecelakaan itu tak membuatnya meninggal namun ia jadi serasa ingin memprotes Tuhan karena mengapa ia tak menghabisinya sekalian saja usai enam orang kawannya. Pikirnya saat itu sambil menangisi makam ke enam kawannya yang dikubur berdekatan. Orang tuanya hanya saling memandangi, membiarkan Maya larut sejenak dalam kenangan hingga sore menjelang dan mereka pulang.

Malam harinya, Maya tak bisa tidur. Tiba-tiba, angin yang mungkin dengan sengaja membuka jendela kamarnya dan angin iseng masuk seakan mencekik Maya. Nafasnya menjadi sesak namun ia conba melawan.

Lalu kemudian, ia melihat arwah temannya muncul secara bersamaan. Seakan tak oercaya dengan pemandangan yang ia lihat, ia mengucek-ucek matanya berkali-kali tapi itu tetap nyata.

"Kenapa Maya? Ini kami kawanmu," ujar arwah Herlambang.
"Benar Maya, kami datang ke sini menjemputmu," lanjut Rachel.
Tiba-tiba arwah Anwar maju hingga mendekati wajah Maya dan mencoba menyentuhnya, namun tak bisa.
"Ikutlah dengan kami. Ingat, kita akan terus bersama. Untuk selamanya."

"Tidak!" teriak Maya menagkis arwah Anwar yang ternyata sia-sia.
"Kita bisa bercinta di sana. Apa kau sudah melupakannya, sayang?"
"Tidaaaak Anwar! Tidaaaak! Pergi kalian semuaaa!!!" teriak Maya sekencang-kencangnya.

Pintu dibuka, orang tua Maya langsung masuk dan memeluk tubuh anaknya yang berkeringat karena ketakutan.
"Ada apa, nak? Ada apa? Tenang!" ujar ibunya mencoba menenangkan.
"Mereka ma, mereka semua ingin menjemput aku."
"Mereka siapa? Siapa?"
Mendadak Maya pingsan sebelum menjawab tanya ibunya.

                        ***

Tepat Setahun Setelah 12 Februari 2012

Sudah enam bulan, ia dirawat di sebuah RSJ di Jakarta Pusat. Setelah kejadian malam itu, ia seperti orang gila yang merasa terus diikuti oleh arwah-arwah itu. Orang tuanya yang kuwalahan, denag terpaksa, membawanya ke sana meski hati tak tega. Tapi, mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Begitu pikir orang tuanya.

Hari ini adalah tepat satu tahun setelah kecelakaan maut di Cimanggis yang menewaskan 6 orang temannya dan 17 orang lainnya itu. Namun, bayang-bayang itu masih menghantui Maya. Ingatan atas perjalanannya dengan teman-teman, ingatan saat bus itu tergelincir dan ia tak ingat apa-apa lagi, ditambah arwah-arwah mereka yang masih senantiasa mengikuti.

Salah seorang suster yang biasa merawat Maya dengan sabarnya ingin memberi sarapan bubur kesukaan Maya kepadanya pagi ini. Namun, anehnya pintu dikunci adri dalam. Ia tak bisa membukanya. "Ada apa ini?" ucapnya pelan. Dia muali berfirasat buruk.

Takut firasatnya benar, ia berlari meminta bantuan satpam dan petugas untuk mendobrak kamar Maya yang bernomor 239. Dan saat salah satu satpam yang bertubuh kekar itu berhasil mendobrak pintu, mereka semua kaget saat melihat tubuh Maya tergantung dengan kain kafan mengikat lehernya dan lidanhya menjulur serta matanya bengkak dan muka pucat pasi. Suster tersebut pingsan karena melihatnya.

M. Fathir Al Anfal (2012)

No comments:

Post a Comment