Sunday, December 4, 2011

Aku, Dian, HP dan PSP, dan Asrama UI

Latihan PK hari ini akhirnya selesai setelah kami berdoa dan berteriak "PK IKSI 2011 euh leuh!". Sekarang pukul 11 malam. Aku beserta temanku yang merupakan penghuni asrama UI (Universitas Indonesia) diantar oleh salah seorang senior kami ke asrama. Aku bukan penghuni asrama, hanya saja malam ini aku niatkan untuk kembali menginap di asrama UI, tepatnya di kamar temanku, Dian, yang terletak di gedung D2, lantai 3, nomer 17.

Ini bukan malam pertama aku menginap di sana. Sebelumnya, 3 hari yang lalu, aku juga menginap di sana selama 2 malam berturut-turut. Aku ingin merasakan adrenalin menginap di asrama UI yang katanya angker, tapi selama 2 malam itu, ternyata tak seperti yang dikatakan orang. Biasa saja.

Sesampainya di sana, aku dan Dian langsung bermain kartu meski kami sudah sama-sama lelah dan ngantuk karena latihan PK meski kami tidak satu jurusan tapi tetap satu fakultas, yaitu FIB (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya). Aku jurusan Sastra Indonesia, sedangakan dia Filsafat.

Di tengah keseruan bermain kartu, karena pintu di buka lebar, aku melihat beberapa kali tetangga-tetangga Dian lewat di depan pintu dan salah satunya adalah Lukman, yang kata Dian berasal dari Surabaya dan merupakan mahasiswa FE (Fakultas Ekonomi).

Satu jam berlalu. Kantuk mulai meradang. Aku sudah tak kuat. Lalu aku putuskan untuk menyudahi permainan kartu yang sedang aku menangkan itu. Namun, Dian belum ingin tidur katanya. Dia malah meminjam PSP-ku lalu asyik bermain di atas tempat tidurnya. Sementara itu, sebelum tidur, aku menge-cas baterai HP-ku yang sudah lowbat dan kuletakkan di atas meja. Lalu aku pun tidur dengan bantal di lantai.

                          ***

Pagi datang, aku terbangun. Lalu aku segera melihat jam di HP-ku yang ternyata sudah tertera angka 06:23. Aku lalu bergegas, bersiap-siap untuk mandi. Sementara itu, Dian masih pulas tertidur. Tapi tiba-tiba, HP-ku bergetar. Aku sadar kalau itu adalah sebuah SMS. Aku lalu membuka SMS itu dan wajahku langsung dibuat sumringah oleh pesan singkat yang diterima HP-ku. Jelas saja, pesan singkat itu berisikan bahwa kelas MPKT hari ini diliburkan karena anak Bu Ade (dosen MPKT) sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Tugu Ibu.

Aku lalu membangunkan Dian.
"Dian, bangun! MPKT sana!"
"Elu dulu lah! Biasanya kan elu duluan yang mandi."
"Kelas gue hari ini libur. Bangun sana! Gue mau lanjut tidur di kasur"

Dian pun terpaksa membuka matanya yang masih ngantuk dan sepertinya malas untuk beraktivitas hari ini. Namun, setelah beberapa detik, dia lalu berdiri, membuka lemari, mengambil baju dan perlengkapan mandi seperti odol, sampo, dan sabun. Aku lalu kembali tidur, kali ini di kasur. Sungguh nikmat.

                        ***

Nampaknya sudah menjelang siang, alam bawah sadarku berkata demikian. Perlahan aku pun membuka mata. Aku melihat ke jendela. Nampaknya memang benar, ini sudah menjelang siang. Lalu aku beranjak dari kasur dan sesuatu membuatku kaget. Kabel charger-an masih terpasang di colokan, tapi, HP-ku mana? PSP-ku juga mana? aku mulai panik. Aku membuka pintu dan aku tambah kaget saat tahu bahwa pintu tak terkunci.

Kecurigaanku langsung mengarah kepada para tetangga yang sedari semalam lewat dan mencurigan. Pasti salah satu dari mereka sudah mengawasi dan menunggu momen ini. Namun, aku tak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba aku melihat, seorang pria yang merupakan cleaning service dan berbaju biru hendak membuang sampah yang sudah menumpuk di tempat sampah.

"Mas?"
"Ada apa?"
"Hp dan PSP saya hilang."
"Hilang di mana?"
"Di kamar teman saya. Di kamar 17, sebelah sana."

Pria itu lalu mengikutiku, kutunjukkan, lalu kujelaskan kronologisnya.
"Semalam saya menge-cas HP di sini. Tadi pagi masih ada, tapi teman saya pergi kuliah dan saya masih tidur karena tidak ada kelas. Lalu HP saya sudah raib saat saya terbangun."
"Mas tinggal di sini atau menginap?"
"Bukan, ini kamar teman saya, saya hanya menginap di sini."
"Tapi, mas sudah lapor petugas?"
"Belum", jawabku dengan mimik datar.
"Wah, gawat nih, kalau begini yang repot petugas juga. Ya sudah, lebih baik mas lapor ke petugas. Biar saya antarkan."

Aku jadi makin tegang. Perkara sepertinya akan makin panjang dan ruwet. Aku pun bertemu dengan petugas beserta satpam yang berkumis dan tampangnya agak sangar.
"Anda, kenapa tidak lapor?", tanya Satpam.
"Maaf pak saya tidak tahu. Kata teman saya, tidak perlu lapor tidak apa-apa."
"Tapi, anda kan mahasiswa, seharusnya anda tahu, yang namanya tamu itu harap lapor. Coba kalau ini rumah anda dan saya nyelonong masuk, anda marah tidak?"
"Ya pak."
"Nah itu tahu. Kalau anda lapor terlebih dahulu dan terjadi hal-hal seperti ini kan kami enak memprosesnya. Kalau anda tidak lapor, kami bisa saja lepas tangan."
Aku hanya menunduk mendengar ceramahan Satpam itu.

Kini, giliran petugas yang tak kalah sangarnya, yang bertanya padaku.
"Siapa nama teman anda?"
"Nur diansyah Pak."
"Anda sendiri?"
"Muhammad Fathir Pak"
"Apa yang kehilangan?"
"HP dan PSP saya Pak. Namun charger HP dan PSP saya masih ada."
"Di mana?"
"Gedung D2, kamar 317"
Dia mencatat semua jawaban yang ia tanyakan.
"Laporan ini kami terima dulu. Tapi kami butuh perkembanagn selanjutnya. Karena tidak mungkin si maling mengambil HP anda tapi tidak sekalian mengambil charger-nya. Bisa saja HP dan PSP anda dibawa teman anda itu."
"Bisa saja, tapi masa dia tidak bilang dulu ke saya?"
"Ya sudah, ada baiknya anda tanyakan dulu kepada teman anda, setelah itu kabari kami, bagaimana?"

Saya pun menyepakatinya. Saya yang sudah kalang kabut langsung mandi dan bertekad menemukan maling di balik semua ini. Suara-suara lantunan ayat kursi mulai terdengar, menandakan bahwa sholat Jumat sudah tinggal beberapa menit lagi. Aku memilih untuk solat terlebih dahulu dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan jalan keluar dari masalah ini dan HP dan PSP bisa kembali ke tanganku.

Selesai solat, aku langsung bergegas ke perpustakaan UI karena aku yakin Dian pasti ada di sana. Perpustakaan UI memang adalah tempat kami mencurahkan kegalauan dan rumah kedua bagiku.

Dan benar, aku melihat Dian sedang duduk dan melihat-lihat blog-ku: "Celoteh Dalam Sastra" (http://celotehkegalauan.blogspot.com)

"Dian, HP dan PSP gue hilang!"
"Apa? hilang di mana?"
"Di kamar elu lah, di mana lagi?"
"Elu sudah cari di laci meja?"
"Gue itu sudah keburu panik, mana sempat buka laci, Memangnya kenapa?"
"Aduh Fathir, HP dan PSP elu tuh biar aman justru gue taruh di laci"
"Hah? Diaaaaaan!!!"

Ket:
PK: Petang Kreatif. Acara tahunan yang diselenggarakan FIB UI. Acaranya berupa lomba teater antar mahasiswa baru yang diikuti 15 jurusan di FIB.
IKSI: Ikatan Keluarga Sastra Indonesia. Kalau anda masuk Sastra Indonesia UI, anda merupakan IKSI.
MPKT: Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi. Terbagi jadi 2, yaitu MPKT A dan MPKT B, masing-masing satu semester penuh.

M. Fathir Al Anfal (2011)

No comments:

Post a Comment