Monday, December 12, 2011

Dompet Sialan

Seusai solat adalah waktu yang tepat untuk berdoa, khusunya bagi umat muslim yang rajin solat dan rajin berdoa. Tak terkecuali bagi Ahmad, remaja muslim yang rajin solat, yang kemarin hari, baru saja tertimpa musibah dengan kehilangan dompet yang isinya berupa uang 300 ribu dan KTP serta kartu kredit. Setelah solat subuh, dia hanya berdoa agar orang yang menemukan dompetnya segera mengembalikannya kepada dirinya karena dia dan Tuhan pun tahu, kalau dia sangat membutuhkan isi yang ada di dalam dompet itu.

                                      ***
Kemarin
Seorang pria yang nampaknya sedang krisis moneter berjalan dengan muka kusut di pinggir jalan yang ramai. Di sela lalu lalang kendaraan yang melintas dan terik matahari yang tak kunjung dingin, ia melihat sebuah dompet berwarna biru tua tergeletak tak bertuan di jalan. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Hatinya menjadi dilema. Entah mengapa, sama seperti di film-film, setan selalu menang saat membisikkan hal-hal buruk daripada malaikat yang mencegah hal-hal buruk. Akhirnya, ia pun mengambil dompet itu.

Ia dengan tergesa-gesa lalu mencari tempat sepi di ujung gang. Yakin sekeliling sudah aman, ia lalu melihat isi dompet itu. Dia mendapati uang 300 ribu dan KTP atas nama Ahmad Tarmiji. Kali ini, dia kembali diserang dilema. Harus mengembalikannya secara utuh, mengembalikannya dengan uang yang sudah di ambil terlebih dahulu, atau membuangnya saja setelah merampas uangnya. Dia yang bernama lengkap Yan Widi, karena merasa tak tega memilih opsi kedua. Dengan tenang ia beranjak pulang.

Di jalan, saat melewati gedung yang sedang direnovasi, tiba-tiba dari atas, sebuah cat berwarna biru menumpahi sebagian tubuhnya karena ia sempat menghindar, namun tetap saja baju dan rambutnya terkena noda cat. Tukang bangunan itu dari atas, kalau tidak salah lantai tiga, hanya berteriak maaf saja. Hal itu membuat dia geram, tapi ya sudahlah, dia tak ingin memperbesar masalah.


Tak lama berselang, saat ia berjalan di trotoar, sebuah motor nyaris menyerempetnya dari belakang. Namun, karena refleksnya yang cepat, lagi-lagi dia selamat.

Berikutnya, ia melewati pasar yang ramai dan di tengah keramaian itu, ada seorang ibu paruh baya yang kaget dompetnya tak ada di tas. Kebetulan, saat itu, Yan berada tepat di depannya. Karena mungkin mukanya yang mirip maling pasar, ia langsung diteriaki maling oleh ibu tersebut.

"Maling! Maling! Maling!", teriak Ibu itu sambil menunjuk ke arah Yan yang disambut dengan luapan emosi para penghuni pasar. Yan yang juga kaget dengan teriakan itu tak percaya dan lebih kaget lagi saat tahu ibu tersebut menuduhnya sebagai maling dan ditambah para kerumunan yang mulai menghampiri dia dengan muka geram.

Lantas, ia tak sanggup menghindar dan tak sanggup melawan. Ia ingin berteriak sekaligus meluruskan masalah bahwa dia tak mengambil dompet ibu itu, namun tak bisa dan sudah terlambat. Ia dihajar dari semua sudut hingga terjatuh dan babak belur. Saat terkulai, seorang pria yang ikut menghajar Yan langsung merogoh kantongnya dan mengambil dompet biru yang tadi ia temukan di jalan.

"Ini dompet ibu?", tanya orang itu.
"Bukan", jawab si ibu menggeleng-gelengkan kepala dan muka merah.
"Itu dompet saya, sini kembalikan. Saya tadi mau bilang kalau saya tidak mengambil dompet ibu itu tapi kalian main hajar saja", tangkas Yan dengan muka kesal dan langsung mengambil dompet itu lagi.

Orang-orang pun bubar tanpa ada yang meminta maaf kepadanya, begitu pula ibu paruh baya itu.

"Sial! Hari ini benar-benar sial!", ucap Yan geram. "Dasar tukang bangunan sialan, ibu-ibu sialan, dompet sialan! Argh!", gumamnya. "Tapi untung orang itu tadi tidak membuka isi dompetnya", ujarnya  lagi dengan nada sedikit bersyukur.

Namun, syukur itu hanya sesaat setelah HP-nya berdering dan sebuah pesan SMS masuk di inbox HP-nya.
"Yank, kita putus ya.....! Q minta maaf! Mungkin ini memang yang terbaik buat qta."
Sebuah SMS yang langsung membuat Yan berteriak: "Tidaaaaaak!!!!"

                    ***

Seusai berdoa dan solat, Ahmad siap untuk kembali bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan di kota Depok. Setelah necis berdandan ia langsung bergegas karena 30 menit lagi ia harus sudah sampai di kantor. Namun, saat ia membuka pintu, ia terkejut menemukan dompetnya ada di depan pintu dan selembar kertas putih yang ditindihi dompet itu. Ia langsung mengambil dompetnya itu dan melihat isinya. Ia bersyukur sekali karena isinya masih utuh, tak ada yang raib. Ia sanag berterima kasih sekali kepada orang yang menemukan dan mengembalikannya kepadanya.

Setelah itu, ia langsung terkonsen kepada kertas yang sedari tadi masih terbaring di lantai. Ia lalu membacanya pelan-pelan:
"Maaf, dompet ini saya temukan di jalan. Awalnya saya tak ada niat untuk mengembalikan dompet ini secara utuh kepada anda. Saya juga tak kenal siapa anda. Tapi, selama saya memegang dompet ini, saya selalu tertimpa sial dan mungkin saya memang harus mengembalikannya kepada anda. Sekali lagi saya mohon maaf! Hamba Allah."

Ia terdiam sejenak. Angin pagi mengibas-ibas rambutnya yang sudah mulai panjang. Ia lalu menatap awan putih dan matahari yang sudah naik 30 derajat di ufuk timur.

M. Fathir Al Anfal (2011)

2 comments:

  1. hahaha ini beneran tir ?
    itu si Iji kan ?

    ReplyDelete
  2. Ya gak bneran lah, w cm mke nama Iji & Yan aja hehehe =) eh follow blog w dong, tar w folback pasti hehehe =)

    ReplyDelete