Wednesday, January 4, 2012

Horeeee! Aku Mendapatkan 7,7 Miliar!





Kata orang, yang namanya rezeki, jodoh, dan maut itu di tangan Tuhan. Terkadang kita tak pernah tahu kapan ketiganya hadir. Orang juga bilang hidup itu seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Tapi, apakah yang kini sudah di atas harus ketar-ketir karena suatu saat akan di bawah atau yang kini masih di bawah harus berbangga karena suatu saat akan di atas?

foto: google.com

Alkisah, di akhir tahun 2011, dua orang sahabat sedang bermain Kartu Uno, sebuah kartu dengan empat warna yang sangat seru dan masih banyak orang yang belum mengetahui soal kartu unik tersebut. Yang agak kurus dan berkulit cokelat tua bernama Farhan, sedangkan yang agak gemuk dan berkulit cokelat muda bernama Andi. Keduanya adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas ternama di negeri yang tak kalah ternama soal korupsinya ini.

Tiba-tiba, Farhan yang sebenarnya sedang menginap di kamar Andi yang tinggal di asrama kampus mendapat sebuah SMS dari nomer: +44777000xxxx (untuk keamanan). Tak penting masalah nomernya tapi yang membuat ia dan Andi kaget adalah bunyi SMS-nya. Karena SMS-nya menggunakan bahasa Inggris dan rakyat negeri ini banyak yang belum menguasai bahasa internasional tersebut, jadi saya terjemahkan saja. Begini bunyinya:

"Selamat, nomor ponsel anda memenangkan 550.000,00 Pounds. Untuk mengklaimnya, silakan kirim nama dan nomor ponsel anda via email ke: blablabla@blablabla.com (untuk keamanan)."

"Menurut kamu, apa ini sungguhan?," tanya Farhan.
"Entahlah, tapi tidak ada salahnya juga kalau di kirim nama dan nomormu. Siapa tahu saja benaran?", jawab Andi.
"Tapi, jangan-jangan ini jebakan?", ketus Farhan lagi.
"Tenang saja. Kan cuma nama sama nomer HP, jadi takkan berbahaya menurutku." tegas Andi dengan nada meyakinkan.

                           ***

Keesokan harinya, seusai kuliah, ia menyempatkan untuk menjalankan saran Andi untuk mengirin nama dan poselnya ke alamat email yang sudah dijelaskan di SMS kemarin di ruang komputer fakultas yang gratis.

Sore harinya, masih di asrama kampus, tepatnya di gedung 9 lantai 1 nomer 23 alias kamar Andi, saat mereka berdua sedang mengerjakan makalah, tiba-tiba hadir lagi sebuah sms. Kali ini bukan dari nomor kemarin, tapi nampaknya dari sebuah institusi dunia. Untuk keamanan, sebut saja SawNet.

Lagi-lagi, saya harus menerjemahkannya tanpa perlu saya jelaskan alasannya. Begini:

"Untuk pemenang, sekali lagi selamat. Untuk penjelasan tentang hadiah dan bagaiamana mengkalimnya, cek email anda segera."

Akhirnya, dua sahabat sepergalauan itu memutuskan untuk ke warnet kampus yang terletak di dekat kantin untuk mengecek kebenarannya. Dengan jantung deg-deg-an, Farhan membuka akun email-nya. Keringat dingin makin mengucur saat ia membuka bagian inbox. Bersama dengan Andi yang tak kalah deg-deg-an, mereka membaca inbox dari SawNet 2011 tersebut. Begini bunyinya yang sudah saya terjemahkan:

"Untuk pemenang yang terhormat, rincian informasi telah kami kirim ke anda. Klik pada file terlampir untuk melihat rincian dan mengisi formulir untuk mengirim dana yang anda menangkan. Sekali lagi selamat, Mr. John Kramer tel +44702309xxx (Untuk Koordinator)."

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Farhan mengklik lampiran yangv tertera di layar dan langsung saja terlihat dengan jelas, kop surat walau tak ada keterangan alamat dari lembaga itu alias hanya nama lembaga itu dan simbolnya dan tumpukan tulisan berbahasa inggris yang dengan capek (kurang lebih) saya terjemahkan menjadi seperti ini:


"Dear Sir/Madam, kami senang untuk memberitahu anda tentang rilis hadiah dari balablabla. Nomor Telepon Handphone anda telah memengangkan GBP 550.OOO,OO (Lima Ratus Lima Puluh Ribu Poundsterling Inggris) blablabla. Semua pemenang dipilih memlalui blablabla. CARA KLAIM HADIAH ANDA: Cukup menghubungi agen kami, Dr. Lawrance Gordon dan Mark Hoffman, Email: Blablabla@blablabla.com untuk mengajukan klaim anda. Isi formulir dengan format blablabla dan Formulir aplikasi pembayaran terdiri dari 3 Opsi: (1) Rekening Bank/Detail Bank (2) Mitra Pembayaran di Indonesia (3) Kunjungi ke kantor kami di Inggris. Catatan: Semua pemenang harus mengklaim sebelum 2 Januari 2012, kalau tidak blablabla. Salam Mr. John Kramer Tel +44702309xxx (Untuk koordinator)."




"Apa ini seperti penipuan?" tanya Andi kepada Farhan yang gugup. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan muka yang tak percaya.




                    ***

Malam semakin larut, Farhan dan Andi masih memikirkan hal aneh itu dan membayangkan jika itu benar-benar nyata. Sebelumnya mereka search di google tentang "1 Poundsterling berapa rupiah?" dan ternyata pertanyaan itu terjawab dengan angka 14.000 Rupiah. Andi pun mengakumulasikannya dengan 550.000 di kalkulatornya dan hasilnya menunjukkan angka yang menakjubkan, 7,7 Miliar!

"Aku harus beritahu bapakku!," tegas Farhan.
"Terserah, dia pasti akan syok,"
"Belum tentu, bapakku tak mudah percaya dengan hal-hal semacam ini."
"Ya sudahlah, yang penting jika itu nyata, belikan aku laptop dan motor ninja ya? Plisss.. supaya aku bisa mendapatkan hati..."
"Yayaya, aku tahu, Dina kan? Tenang saja, aku juga mau memanfaatkan duit itu untuk menggebet Rena", ujarnya sambil tertawa lepas.

"Ternyata memang benar ya?", ujar Farhan lagi setelah suasana senyap sejenak.
"Tentang apa?" tanya Andi heran.
"Tentang jodoh, rezeki dan maut. Semuanya ada di tangan Tuhan. Terkadang kita tak pernah tahu kapan ketiganya hadir. Orang juga bilang hidup itu seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Tapi, apakah yang kini sudah di atas harus ketar-ketir karena suatu saat akan di bawah atau yang kini masih di bawah harus berbangga karena suatu saat akan di atas? Kalau ditelaah ke belakang, aku sudah menggunakan nomor ponsel ini sejak 4,5 tahun yang lalu. Aku tak pernah menggantinya walau begitu banyak lahir operator-operator baru yang menawarkan gratisan yang begitu banyaknya. Bayangkan, jika aku mengganti nomer ini, mungkin aku tak akan mendapatkan uang itu." tegas Farhan.
"Ya, berarti itu memang sudah rezekimu, kawan, kalau memang itu bukan.. katakanlah penipuan."

Hm, bagaimana kalau besok kita main futsal gratis dengan anak jurusan kita? Aku yang traktir." ujar Farhan.
"Kamu punya uang?"
"Aku akan mengambil uang beasiswaku di ATM besok, bagaimana menurutmu?"
"Terserah kamu, tapi itu bagus juga, setidaknya kamu beramal terlebih dahulu. Insya Allah 7,7 miliar itu akan menggantikannya. Tapi, apa alasanmu nanti sama teman-teman. Ingat, kau tidak boleh bilang masalah ini kepada orang lain kecuali bapakmu."
"Tenang saja, aku bisa bilang kalau besok ulang tahun ibuku. Walaupun ibuku sudah tiada."

              ***

Keesokan harinya, usai bermain futsal, ia kembali ke rumah setelah tiga hari menginap di asrama. Ia memberitahu bapaknya tentang masalah ini dari awal dan menunjukkan lampiran surat yang ia simpan di FD-nya.

"Aneh, aneh sekali, memang sih itu terlihat sempurna, seperti bukan penipuan, tapi mana mungkin uang sebesar itu dikirim begitu saja tanpa dipublikasikan sebelumnya. Dan seharusnya penyerahan uang sebesar itu perlu disaksikan beberapa saksi khusunya notaris seperti undian rezeki bank-bank di negeri ini yang biasa ada di TV itu lho. Kamu paham kan maksud bapak? Lalu aneh saja bila pemberitahuan ini tanpa diketahui pihak operatot nomor ponsel kamu itu. Itu yang aneh. Dan nominal yang cukup besar itu juga sangat mencurigakan." ujar sang Bapak.

"Jadi, saya harus bagaimana Pak? Hanya pilihan pertama dan kedua saja yang membuatku bingung. Kalau pilihan ketiga tak mungkin, karena kita tak mungkin ke Inggris."
"Bapak rasa, ini jebakan. Dia sengaja memberikan pilihan itu agar tidak mencurigakan dan dia memprediksi kita akan memilih pilihan pertama yang simple, kasarnya seperti itu. Dan kalau itu sampai terjadi dan kamu memberikan rekening kamu, beasiswa kamu bisa hilang. Ingat, penipu luar itu lebih pintar dibanding penipu-penipu di negeri ini."
"Tapi, bagaimana jika itu bukan penipuan. Itu sama seaja melewatkan mobil, rumah mewah, dan kapal pesiar gratis?"
Ya sudah, ambil saja pilihan kedua yang tidak beresiko kalau itu benar ataupun tidaknya." tegas Bapak dengan bijak.

Masalah pun selesai. Keputusan diambil. Segera, Farhan bergegas ke warnet untuk menyelesaikan misinya dan menunggu tanggal-tanggal setelah tanggal 2 Januari.

            ***

Rumah Farhan, 4 Januari 2012, 16:23 WIB.

Sedari pagi, ia sudah bagun pagi. Tak lupa ia Salat Tahajjud dan berdoa agar itu benar-benar nyata. Dia teringat kata-kata Andi: "Itu harus real kawan. Harus! Laptop dan motor ninjaku jangan lupa. Jangan lupa dengan kawanku ini. Inilah kejayaanmu, kawan!"

Dua hari sudah berlalu sejak tanggal 2 Januari lalu. Ia masih menunggu. Berharap seseorang mengetuk pintu, membawa tas berisi uang Poundsterling yang sangat banyak dan berkata: "Apakah kamu Muhammad Farhan? Tolong tanda tangani serah terima ini." Oh, khayalannya makin memuncak di saat  matahari tertutup awan kelabu yang menutupi keangkuhan Sang Pusat Tata Surya. Di tengah senggang yang lengang, ia masih berpikir, kalau ini benar-benar nyata, apakah ia akan berubah menjadi sesuatu yang bukan dirinya? Menjadi tamak dan rakus serta pelit.

Tiba-tiba, suara ketuk pintu terdengar, mengangetkannya dan membuyarkan lamunannya.
Tok... Tok... Tok...

M. Fathir Al Anfal (4 Januari 2012)

No comments:

Post a Comment