Sunday, November 6, 2011

Cinta Jedag-Jedug (eps. 2)

Malam harinya, Rifky yang dengan gayanya yang pede benar-benar nekat ke rumah Merry. Sesampainya disana .....
Rifky: (Mengetuk pintu) "Selamat malam"
Pintu dibuka, namun yang keluar bukan sosok cantik yang diidam-idamkannya itu, melainkan ibunya yang sudah terkenal galak.
Rifky: "Malam tante, Merrynya ada, saya mau ...."
Tante Sarah: (Menampar Rifky) "Mau apa?"
Rifky: "Kok saya ditampar, tante?"
Tante Sarah: "Kenapa? Tidak suka atau mau lagi?"
Rifky: "Tidak tante, terima kasih. Ini sudah sangat sakit! Saya pulang dulu ya tante"
Tante Sarah: (Menarik Rifky) Mau kemana? Seenaknya saja kamu. Datang tak diundang, pulang main nyelonong aja"
Rifky: "Lalu saya harus bagaimana tante?"
Tante Sarah: "Mudah, kamu hanya tinggal mengatakan bahwa saya adalah permpuan tercantik di kota ini!" (Tertawa puas)
Rifky hanya menganga.
Tante Sarah: "Cepat katakan! Kamu mau saya tampar semalaman disini?"
Rifky: "Oke Tante. Pokoknya tante itu adalah perempuan yang paling cantik di kota ini. Kecantikan tante tiada duanya" (Tersenyum lebar)
Tante Sarah: (Tertawa lagi) "Bagus bagus. Sekarang kamu boleh pulang dan jangan kembali lagi!"

                                       ***

Rifky pun pulang dengan sia-sia dan wajah yang kusut. Keesokan harinya di kantin sekolah...
Rey: "Hai Jeng, masih saja kau mengerjakan tugas Pak Abdullah?"
Ajeng: "Ya begitulah. Bagaimana? Katanya mau bantu?"
Rey: "Iya, nanti aku bantuin, tapi aku punya informasi. Mau tahu?"
Ajeng: "Apa? Soal Merry?"
Rey: "Bukan, kamu tahu tidak? (Melihat kanan-kiri) Rifky itu teman masa kecilku di kampung. Nama aslinya itu Bejo. Tapi, jangan bilang siapa-siapa ya!'
Ajeng: "(Kaget) Bejo? Lucu banget sih? (tertawa kecil).

Lagi, Merry kembali lewat di depan mereka seperti hari kemarin. Dengan rambut hitamnya yang lebat, dia seakan menyapu Rey ke dalam bunga-bunga cinta. Merry lalu duduk di pojok kantin sambil membaca buku novelnya.

Ajeng: "Jangan bengong saja. Samperin! Ayo cepetan!"
Rey pun dengan dukungan dari Ajeng memberanikan diri untuk menghampiri Merry.
Rey: "Hai, suka baca novel juga ya?
Merry menatap tajam Rey yang kelihatan gugup.
Rey: "Oh ya aku Rey. Aku anak baru di sekolah ini. Boleh aku kenalan?" (Mengulurkan tangannya)
Merry: (Menjabat tangan Rifky) "Aku Merry. Iya, aku suka sekali. Semua jenis novel apalagi novel-novel yang romantis. Kalau kamu sendiri bagaimana?"
Rey: "Kalau aku ..."

Tiba-tiba datanglah Rifky. mengacaukan suasana dan proses pedekate Rey.
Rifky: (Berdehem) "Teman lama datang untuk merebut kekasih hatiku. Merry itu milikku!"
Rey: "Maaf Bejo eh Rifky. Setahuku, dia belum menjadi milikmu"
Rifky: Oh jadi kamu berani lawan saya? cari mati ya?"
Merry: "Sudah cukup! Jangan bertengkar! Kalian harus menjaga emosi kalian. Aku tak mau jadi penyebab dari semua ini".
Rey: "Tenang, Mer! Rifky, kita selesaikan dengan cara lama. Kalau kau menang aku rela menjauh dari Merry. Setuju?"
Rifky menyetujui. Mereka saling tatap. Begitu tajam. Seperti mata kucing melawan mata harimau.

(Bersambung)


No comments:

Post a Comment