Saturday, November 12, 2011

Cinta Jedag-Jedug (Eps 3)

Rey dan Rifky saling mengepalkan tangan. Lalu...
Rey & Rifky: "Satu, dua, tiga ...!"
Rey mengeluarkan ibu jarinya dan Rifky mengeluarkan jari telunjuk.
Rey: "Nah, aku menang. Jadi aku berhak dekat sama Merry"
Rifky: "Tidak bisa, aku tidak terima. Aku lebih tampan dan lebih tua"
Rey: "Ya, kau setengah benar"
Merry: "Sudah! Sudah! Aku pikir kalian mau berkelahi. Tapi, please kalian jangan seperti ini. Kalian sudah besar, bukan anak kecil lagi!" (Pergi meninggalkan mereka berdua yang sibuk saling menyalahkan satu sama lain)

                             ***

Malam hari di rumahnya, Merry masih memikirkan kejadian tadi pagi. Dia pun mencoba menceritakannya kepada ibunya.
Tante Sarah: "Merry anakku, kamu kenapa kelihatan sedih? Ada masalah?"
Merry: "Aku bukannya sedih, Bu. Aku bingung. Tadi pagi, ada dua laki-laki hampir berkelahi karena aku"
Tante Sarah: "Lalu apa yang kamu bingungkan? Biarkan saja mereka berkelahi. Bukan urusan kamu"
Merry: "Aku bingung, kenapa mereka harus bersikap seperti itu karena aku? Dan sekarang jadi urusanku juga"
Tante Sarah: "Itu karena mereka sedang berlomba memperebutkan hatimu"
Merry: (Terdiam sejenak sambil menahan isak) "Bu, apa aku sudah boleh pacaran? Selama ini, ibu selalu saja melarangku. Aku sudah besar, Bu. Aku janji akan jaga diri dan aku tahu akan batas-batas"
Tante Sarah: " Baiklah, Ibu izinin, tapi kamu harus bisa memilih laki-laki yang terbaik buat kamu. Jangan sampai salah pilih!"
Merry: Terima kasih, Bu. Aku sayang Ibu"
Mereka pun berpelukan. Suasana hangat terjalin dari mereka berdua yang sebenarnya jarang merasakan saat-saat seperti ini.

                                       ***

Di tempat lain, karena tak mau kalah dengan Rey, Rifky meminta bantuan dukun untuk mendapatkan Merry.
Rifky: "Selamat malam, mbah ..."
MU: "Panggil saja saya, MU"
Rifky: "Oh baiklah, Mbah MU"
MU: "MU saja, tak usah pake Mbah, memangnya saya seperti mbah-mbah apa? Duduklah!"
Rifky hanya diam lalu duduk.
MU: "Saya sudah tahu maksud kedatanganmu. Pasti mau mendapatkan wanita kan?"
Rifky: "Kok tahu?"
MU: "Tahu saja, namanya juga dukun" (Tertawa)
Rifky: "By the way, penggemar berat tim Manchester United ya?"
MU: "Jangan sok tahu kamu. Saya ini penggemar berat Arsenal bukan MU. MU itu singkatan dari "Mas Unyu", seperti muka saya yang unyu, paham?
Rifky: (Dalam hati berkata: "Apanya yang unyu? dasar dukun gila!") "Penggemar Arsenal? wah, sama dong kayak saya"
MU: "Siapa?"
Rifky: "Saya" (Muka datar)
MU: "Siapa yang nanya?" (Tertawa terbahak-bahak). By the way, kamu punya foto perempuan itu? saya mau mencoba menjampi-jampinya.
Rifky: "Ini Mas, namanya Merry.
MU: "Wah, kalau cantiknya seperti ini saya juga mau. Tapi, kalau dilihat-lihat mirip seperti mantan saya ya?"
Rifky: "Siapa?"
MU: "Mantan saya"
Rifky: "Siapa yang nanya?" (Tertawa puas)
MU: (Memukul meja) Berani ya menertawakan saya? Saya rasa baru tahu santet. Eh, salah maksudnya saya santet baru tahu rasa kamu!"
Rifky: "Ampun mbah eh mas" (Lalu menunduk)

Mbah Unyu lalu memantrai foto Merry dengan bibir komat-kamit dan dengan gaya-gaya ala Ki Joko Bodo.
MU: "Selesai! Ini ada bingkisan, buat supaya Merry mau memakan salah satunya saja dan dengan sekejap Merry akan jatuh cinta padamu"
Rifky: "Begitukah? Kalau begitu berapa tarifnya?"
MU: "Cukup dengan 1 juta saja"
Rifky: (Tanpa komentar lalu membuka dompet dengan girangnya dan mengambil lembaran uang seratus ribuan) "Ini mbah eh mas unyu uangnya. Terima kasih ya. Selamat malam"
MU: "TTDJ ya!"
Setelah Rifky jauh dari pandangan Mas Unyu.
MU: "Lumayanlah, malam ini penghasilan untung 900 ribu. Dasar remaja labil yang bodoh!" (Tertawa keras merusak keheningan malam saat itu)

(Bersambung)


No comments:

Post a Comment