Friday, November 11, 2011

Kucing Yang Tercabik

Awas matanya mulai gelisah.
Raut wajahnya makin memerah.
Mengais tulang belulang di tempat sampah.
Hingga jenuh sambil terus mendesah.

Tak ada guna lagi menutup kedok.
Karena badan sudah penuh borok.
Bulu-bulunya kian cepat rontok.
Di sepanjang jalan yang bobrok.

Wahai, kucing yang tercabik..
Terimalah salam hangatku yang memekik.

"Selamat malam!"
"Selamat makan!"

M. Fathir Al Anfal (2011)

No comments:

Post a Comment